Monday, April 23, 2007

Bilakah.......

Sssst.....ini bukan tulisan aku yah....tapi isinya sangat menggugah makanya ku posting di sini....
buat yang nulis tulisan ini, maap diposting tanpa seijin tapi thx banget dah ngasih pencerahan ....


Jodoh … ah jodoh … Memang gampang-gampang susah ya. Siapa yang tak mendamba teman hidup yang dapat diajak saling mengisi dan melengkapi dalam mengarungi bahtera rumah tangga di samudera kehidupan yang seringkali terrasa ganas. Seorang suami shalih dan bertanggung jawab adalah idaman perempuan, sebagaimana laki-laki pun mengidamkan istri shalihah dan bertanggung jawab.

Katanya … Pasangan hidup itu … ibarat belahan jiwa. Tempat hati menemukan ketentraman dan kasih sayang. [ehem! Romantisnya …]. Maka tak heran, sebelum berjumpa dengannya, jiwa selalu mendamba. Dan konon … yang namanya jodoh itu seperti rizqi. Kadang muncul dan datang tanpa diduga, namun kadang harus dengan usaha ekstra keras baru bisa ketemu. Sering juga luput meski sudah jatuh bangun mengejarnya. [kayak lagunya Kristina aja deh]. Barangkali karena ia termasuk rahasia Allah yang tak seorang pun tau kapan, di mana, dan dengan siapa akan dipertemukan. Ya, kita memang hanya bisa dan perlu berusaha.

Bagaimana kalau belum dipertemukan juga? Seorang ustadz mengatakan raihlah jodoh dengan terus-menerus meminta kepada Allah. Betul, jodoh itu di tangan Allah, tapi kalau tak diminta, ya akan tetap di tangan Allah terus, canda seorang ustadz yang lain lagi, dalam kesempatan berbeda. Jadi … raihlah dengan terus-menerus minta kepada Allah. Jangan pernah bosan, jangan pernah mengenal lelah. Jangan pernah berhenti di tengah jalan. Bersabar dan tetap berpegang teguh, istiqomah dengan nilai-nilai Islam, adalah kata kuncinya. Yakin adanya jodoh bagi setiap orang akan melahirkan kesabaran dan ketenangan hati dalam menjalani proses pencarian dan penantian, betapapun lama, panjang, dan berliku-liku.

Benar, dan bukankah dalam salah satu bagian dari “Surat CintaNya”, Dia memberitahukan “Bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan” , “ Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan” dan masih banyak lagi yang senada. Allah-lah yang memberitahukan, dan Allah maha benar dengan segala firmanNya, dan Allah maha menepati janji. Maka tugas kita hanyalah berdo’a dan berusaha, sedang hasilnya … adalah hak “prerogatif” Allah untuk menentukan. Serahkan sepenuhnya padaNya.

Allahu Akbar!

Janji Allah lagi “ath-thoyyibaatu lith-thoyyibiina wath-thoyyibuuna lith-thoyyibaat”. Dan adakah yang lebih menepati janji selain Allah?!?. Fashbir Shobron Jamiilaa …

Dan keep husnudhon. Kata psikolog nih, menikah memang memerlukan kesiapan lahir-batin, bukan semata karena harus menikah. Kalau di surat annur disebutkan ath-thoyyibaatu lith-thoyyibiina wath-thoyyibuuna lith-thoyyibaat … menyiratkan bahwa ketika kita mengharapkan teman hidup yang masuk golongan aththoyyibuuna berarti adalah tugas kita membina diri agar masuk golongan aththoyyibaat. Dan begitu pula sebaliknya. Dan … selalu ada hikmah tersembunyi dari segala ketetapan Allah. Jadi … kalau belum juga dipertemukan juga meski usaha sudah maksimal … [gimana kalo belom maksimal ya?:)] bisa jadi salah satu arti dan hikmahnya adalah bahwa Allah masih memberi kesempatan yang luas untuk terus membina diri, terus memperbaiki diri sampai tiba saat dipertemukan dengan the special one nantinya. Untuk bersama seiring-sejalan menapaki jalan cintaNya, menuju kepadaNya.

Jadi … Keep Smiling, Laa Tahzan … Allah ma’ana …

Allahu Akbar!

Ups! Ada yang terlewat! … hmmm … Adalah perlu, terus membina diri. Namun demikian, satu catatan bahwa pembinaan diri itu janganlah semata untuk menggapai jodoh lho… Adalah perlu, untuk senantiasa menjaga kesucian niat dan hati, untuk senantiasa menujukan setiap gerak, langkah, dan tiap sisi-sisi kehidupan, semata karena dan untuk Allah. Dengan begitu, insya Allah, hidup kan terasa lapang dan enak, dalam sikon apa pun. Tul nggak? Tul nggak?;;). Kalau kemudian ikhtiar itu juga menghasilkan side-effect super indah, hadirnya (baca: dihadirkannya) seorang “teman-sejati” terbaik dari sisi Allah … ya … pandanglah itu mukafa`ah, jaizah indah dari Allah karena sabar dan istiqomah kita menapaki jalan cintaNya. Percikan kasih dari yang Maha Kasih, sentuhan cinta dari Sang Maha Mencinta yang cintaNya tak pernah pudar oleh masa, tak pernah pupus oleh waktu, tak pernah lekang hingga akhir zaman. Allahu Akbar!

Allah al‘aliimul-khabiir. Dia Maha Mengetahui tiap lintasan hati yang paling tersembunyi … tiap desiran jiwa yang mendamba … tiap denting kerinduan kita. Wa ilaa robbika farghob, demikian pesanNya. Ya, hanya kepadaNya jua segala pengharapan, pun kerinduan bermuara…

Innamal a’maalu binniaat wa innama likullimri`in maa nawaa
Jadi …
Jaga selalu niat …
Jaga hati …
Hati-hati bawa hati …
;) [ting!] ;;)

Gamping 793461
1425 H Kala Sunyi Selimuti Hati, Hangat SinarMu Beningkan Qalbu
[Sayup Robbani bersenandung biarpun mata terpejam, Kasih tetap di hati, terukir peribadi segirang matahari, memancar hati sanubariku berseri, menerangi. Tak terputus kalimah, sekilasnya Cahaya, segalanya qudratMu, dariMu ya Allah, memberi jalan yang diridhai, olehMu, penyuluh di malam hari”]